top of page

WANITA MILENIAL DAN CITA – CITA RA KARTINI

  • Gambar penulis: Himakom Upnvjatim
    Himakom Upnvjatim
  • 22 Apr 2018
  • 2 menit membaca



Berbicara mengenai RA Kartini hal yang pertama kali terlintas di benak semua orang adalah emansipasi wanita. Penggagas semboyan Habis GelapTerbitlah Terang ini ingin memajukan perempuan pribumi sebab kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu. Menurutnya, seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum.

Jika mau menilik kembali masa suram itu, mungkin bisa disadari bahwa dahulu posisi wanita hanyalah sebatas berkutat pada dapur, masak, mencuci, menyetrika serta menurus anak dan suami. Pendidikan tidak diperlukan, anggapan bahwa nantinya ilmu itu tidak diperlukan membuat wanita kala itu pun tidak bersekolah.

Namun, seiring berjalannnya waktu dunia berubah. Globalisasi serta kemajuan teknologi mengubah cara pandang masyarakat mengenai gender dan budaya – budaya yang diturunkan. Indonesia sendiri juga mulai berkembang, wanita bukanlah menjadi sosok yang perlu disisihkan. Terlebih lagi memasuki generasi Milenial seperti sekarang, semua orang bisa mendirikan bisnis online, bersosial media, tanpa memperdulikan gender atau batasan yang melingkupinya.

Lalu, benarkah wanita generasi Milenial-lah yang dicita – citakan RA Kartini sejak dulu? Wanita karir, politikus, pembisnis, benarkah demikian ini yang disebut emansipasi wanita? Dilansir dalam nursing.ui.ac.id emansipasi wanita memiliki arti proses pelepasan diri para wanita dari kedududkan social ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Makna emansipasi sendiri sepertinya sudah bergeser menjadi gerakan kesetaraan gender, menyamaratakan antara hak pria dan wanita. Pada dasarnya cita – cita terbesar RA Kartini adalah ingin melihat wanita pribumi menuntut ilmu dan belajar tanpa adanya batasan yang mengekang seperti jaman Belanda dulu. Baginya, wanita juga perlu mengenyam pendidikan agar bisa mengajari putra putrinya kelak dan menjadi ibu rumah tangga yang berguna.

Namun zaman sudah berubah, wanita karir semakin marak dan bukan menjadi sesuatu hal yang tabu di masyarakat. Tak jarang, di antara wanita – wanita itu justru menjadi pemberi nafkah dalam sebuah keluarga. Dan pada akhirnya, mengabaikan persoalan rumah tangga.

Terlebih dari itu semua, dunia memang sudah berubah. Kemajuan teknologi generasi milenial sudah tidak lagi membatasi wanita dengan berbagai adat istiadat atau kebudayaan yang mengikat. Baik pendidikan maupun segala bentuk pekerjaan bisa dilakukan oleh wanita. Bahkan emansipasi wanita kini sudah mengarah pada kesetaraan gender. Jadi, benarkah cita – cita RA Kartini sudah terwujud sekarang?


تعليقات


© 2018 by HARU SESULIH HIMAKOM

bottom of page