Kebangkitan Kembali Tayangan Supranatural Khas Televisi Kita
- Himakom Upnvjatim
- 4 Mar 2018
- 2 menit membaca

Kemajuan sains dan teknologi modern yang kian pesat tidak sertamerta membuat kita berpikir sepenuhnya secara rasional dan logis. Hal ini dibuktikan masih ada ruang bagi hal-hal mistis serta kehadiran makhluk-makhluk halus yang bergentayangan di dalam pikiran kita. Televisi sebagai teknologi modern juga kerap ‘kerasukan’ arwah gentayangan namun banyak dari kita tetap menikmati tayangan tersebut.
Dalam perjalanannya, eksistensi tayangan supranatural mengalami pasang surut. Bagi Generasi millennials yang menghabiskan masa kecil pada era 2000-an, pasti memiliki kenangan masing-masing dengan acara 'setan-setanan' di televisi. Salah satu yang paling terkenal adalah Dunia Lain, program di stasiun televisi Trans TV. Sosok pembawa acaranya yang botak, Harry Panca, memiliki aura mistis yang membuatnya tak terlupakan. Tayangan tersebut sempat dihentikan namun muncul kembali dengan judul [Masih] Dunia Lain dan akhir-akhir ini kembali menghilang entah dimana rimbanya.
Di 2018 muncul sebuah tayangan reality show berjudul “Karma”. Sejak pertama kali ditayangkan, Karma telah mencuri perhatian pemirsa televisi. Meski penayangan program menjelang tengah malam, karma belakangan ini sukses merajai rating. Karma adalah sebuah reality show yang mengungkap karma baik dan buruk seseorang berdasar tanggal lahir. Acara tersebut menghadirkan “wong pinter profesor” bernama Roy Kiyoshi yang memiliki kemampuan sakti bak Orochimaru. Hanya dengan melihat tanggal lahir, Roy mampu menerawang masa depan dan masa lalu untuk menentukan karma dari seseorang, apakah ia mendapat karma baik atau buruk.
Dalam episode ke 45 yang ditayangkan pada 27 Februari 2018, Roy menerawang karma seseorang bernama Fandi yang memiliki masalah dengan keluarganya. Ia bercerita sejak kecil tidak pernah diperhatikan oleh sang ayah karena ayahnya sibuk berjualan bakso yang katanya sangat laris. Selain itu, Ia juga merasa suasana rumahnya tidak tentram, sering terjadi konflik. Dengan mengeluarkan jurus andalannya, Roy mulai mengendus Fandi untuk mendeteksi karma apakah yang ia dapat. Dan hasilnya adalah karma buruk karena keluarga Fandi ditengarai mempunyai benda-benda terlarang (e.g. Jimat dan susuk). Selain itu keluarga Fandi juga mendapat serangan santet dari rival sang ayah yang juga pedagang bakso. Menurut tutur Roy, kuah serta pentol dari bakso sang ayah telah dimasuki jin-jin yang berusaha merusak usaha sang ayah.
Kita dapat melihat Betapa mengerikannya karma kehidupan dari Fandi. Di tiap sisi kehidupannya selalu diselimuti oleh hal-hal yang kelam dan mencekam. Itulah ‘pesan moral’ yang dapat kita petik dari durasi menonton selama 1,5 jam. Lantas menurut commers apakah tayangan tersebut merupakan tayangan yang sehat?
Comments