Feminisme
- Himakom Upnvjatim
- 8 Mar 2018
- 2 menit membaca

“Wanita dijajah pria sejak dulu,
Dijadikan perhiasan sangkar madu” (Lagu Sabda alam, Ismail Marzuki)
Begitu kata Bapak Ismail Marzuki dalam lagunya yang berjudul Sabda alam. Mungkin saja lirik itu benar adanya. Dalam beberapa konteks Wanita sudah terlalu lama menjadi sebuah objek jajahan. Entah itu oleh Pria, entah itu oleh mekanisme pasar, atau entah itu oleh diri mereka sendiri. Mari kita simak. Dalam beberapa referensi, konsep Feminisme memiliki makna yaitu sebuah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria(KBBI, 2018).
Sedangkan menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, feminisme adalah suatu k
esadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja dan dalam keluarga, serta tindakan sadar perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut. Sementara itu Yunahar Ilyas mengunhkapkam bahwa feminisme adalah kesadaran akan ketidakadilan gender yang menimpa kaum perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat. (www.hermeneutikafeminisme.com)
Ada beberapa kesalah pahaman dalam makna dan arti feminisme yang terkadang tidak dimengerti oleh sebagian publik. Perlu digaris bawahi bahwa konsep persamaan disini adalah persamaan hak-hak untuk bebas dalam berekspresi dan berpendapat. Bukan persamaan dalam bentuk fisik. Karena hal itu sering menjadi sebuah hal rancu dalam lingkungan masyatakat.
Tidak hanya itu, faktor lain yang menjadi sebuah keprihatinan dalam suatu konstruksi masyarakat adalah budaya yang berorientasi pada hal - hal yang seksis. Dimana kaum Perempuan khususnya di Budaya Patriarkhi dianggap kaum yang lemah, dan hanya bertugas di Dapur, Sumur dan Kasur –Aristoteles.
Seksis sendiri adalah sebuah diskriminasi yang dilandaskan pada gender. Seperti contoh, “wanita itu harusnya cuman dirumah,” atau “wanita kok jadi pemimpin? emang sanggup?” sebuah kalimat yang benar-benar primitif, tidak berkolerasi, dan tidak toleran. Kesetaraan Gender muncul akibat Ke-tidakadilannya pembedaan perlakuan terhadap Laki-Laki dan Perempuan. Pejuang kesetaraan gender tidak hanya berlaku untuk perempuan, melainkan semua orang yang menjunjung tinggi martabat seorang perempuan.
Pada dasarnya manusia diciptakan dengan hak - hak mendasar yang sama. Hak untuk bebas dan berekspresi dalam berbagi konteks kehidupan. Tanpa adanya pembandingan gender yang membatasi karya seseorang. Hancurkan konstruksi masyarakat yang hanya menjadikan perempuan sebagai objek, karena sesungguhnya perempuan tercipta untuk menyeimbangkan dunia. Sudahkah kita menjunjung kesetaraan gender dalam keseharian kita?
Comments